Senin, Juli 01, 2013
68
Jet Tempur SU-35 take off demonstrasi terbang di Le Bourget Airport dekat Paris, dua hari sebelum Paris Air Show (photo:REUTERS/Pascal Rossignol)
Jet Tempur SU-35 take off demonstrasi terbang di Le Bourget Airport dekat Paris, dua hari sebelum Paris Air Show

ANALISIS-(IDB) : Pameran industri penerbangan dan kedirgantaraan Paris Air Show ke-50, muncul dengan berbagai kejutan sekaligus kekecewaan. Ketika negara negara lain tampil lesu hanya dengan penerbangan statik, jet tempur Sukhoi Su-35s Rusia meliuk-liuk, mencuri perhatian dan mengejutkan para pengunjung. Manuver tingkat tinggi dan akrobatik yang ekstrim dari Su-35s yang menghiasi langit Kota Paris berhasil memonopoli pembicaraan di ajang Paris Air Show 2013. Bahkan secara berseloroh mereka mengatakan UFO over Paris ?.

Setelah Rusia mempertontonkan jet tempur tercanggih mereka di Perancis, media-media barat setuju bahwa jet terbaru Rusia Su-35s buatan Sukhoi masuk ke kelas fighter terbaik dunia.

SU-35 usai taxi untuk melakukan demonstrasi terbang saat Paris Air Show di Le Bourget Airport dekat Paris (Reuters / Pascal Rossignol)
SU-35 usai taxi untuk melakukan demonstrasi terbang saat Paris Air Show di Le Bourget Airport dekat Paris

Media barat menyebut demonstrasi Su-35s di Paris Air Show merupakan puncak dari ajang pameran dirgantara dunia itu. Perdebatan-perdebatan yang muncul di media menyimpulkan mesin perang Rusia yang baru dengan berbagai manuver akrobatiknya, menunjukkan tidak ada pesawat lain yang mampu menyamai performa Su-35s.

Kepala Air Combat Commad Amerika Serikat, Jenderal Hal Hornburg mengatakan pesawat Rusia itu telah membuktikan lebih baik dalam manuver dan pendeteksian, sehingga memiliki kemampuan untuk menghantam sasaran lebih dulu. Kondisi ini menjadi “a wake-up call” bagi U.S. Air Force.

“Kita mungkin tidak bisa lagi terdepan dalam teknologi penerbangan militer seperti yang kita bayangkan. SU-30MKI lebih baik dari F-15C yang merupakan tulang punggung Angkatan Udara AS.  Di masa yang akan datang pesawat Rusia  akan menghadirkan ancaman bagi air superiority AS”, ujar Hornburg, seperti yang dikutip USA Today.

Time to Rock and Roll (REUTERS/Pascal Rossigno)
Time to Rock and Roll
Pugachev's Cobra
Pugachev’s Cobra
Frolov Chakra
Frolov Chakra

Su-35 memperlihatkan manuver pada badan pesawat maupun mesin. Menurut Direktur NPO Saturn, Yevgeny Marchukov, mesin Su-35 dibangun berdasarkan mesin AL-31F yang digunakan Su-27, namun memikili daya dorong lebih besar menjadi 14,5 ton, dibandingkan 12,5 ton mesin SU-27,ditambah lagi lebih irit konsumsi bbm.

Hal ini membuat mesin bukan hanya lebih cepat tapi juga lebih maneuverable dan membuat pesawat dapat membawa senjata yang lebih banyak. Mesin yang disebut   “first stage” ini akan dipasang diproduksi model pertama jet tempur T-50. Mesin “second stage” akan membawa T-50 semakin mendekati kemampuan mesin F-22 Raptor AS dan sedang dikembangkan Rusia. Saat berada di Paris Air Show Marchukov mengatakan mesin baru untuk T-50 itu, hampir rampung.

Untuk menunjukkan kehebatan Su-35 pihak Rusia sengaja menerbangkan Su-30MK mendampingi jet baru Su-35 dengan tujuan membandingkan karakteristik daya dorong dari kedua jet tempur itu. Demonstrasi ini menunjukkan Su-35 secara meyakinkan mengalahkan kemampuan pendahulunya. Menurut sang pilot,  Su-35 memberikan keunggulan terhadap fighter lainnya selama pertempuran udara.

Su-35 memiliki cockpit generasi 5G yang telah menghilangkan peralatan analog. Tidak seperti Su-27, jet tempur baru ini memiliki dua layar LCD besar yang menampilkan data yang dibutuhkan yang ditampilkan dalam mode picture in picture (multi layer). Mirip dengan game flight simulator, sang pilot dapat memilih tampilan mode 3-D untuk melihat relief bumi maupun lokasi dari sasaran. Sebagian informasi juga bisa dikirimkan ke helm pilot.
Atraksi Sukhoi Su-35 di Paris Air Show 2013 (Alex Davies / Business Insider)
Atraksi Sukhoi Su-35 di Paris Air Show 2013

Drive kontrol hidrodinamik telah diganti dengan yang listrik dan hal ini meringankan tugas pilot. Dengan kata lain, komputer akan menentukan kecepatan dan mode terbaik untuk menghadapi sasaran, termasuk memberikan waktu yang paling tepat bagi pilot untuk menggunakan senjatanya.

Pilot tidak diperkenankan membuat satu kesalahan pun. Komputer akan menon-aktifkan manual control serta menunjukkan kepada pilot kesalahan apa yang telah diperbuat. Su-35 memiliki kemampuan beberapa mode terbang independen tanpa pilot dan secara terus menerus memeriksa status kelayakan pesawat. Jika sang pilot tidak bisa mengontrol pesawat dalam beberapa alasan, pesawat Su-35 secara otomatis akan mengeluarkan/ melontarkan pilot.


Su-35 merupakan jet tempur pertama yang menggunakan sistem navigasi SINS yang tidak dimiliki jet tempur lainnya. Sistem tersebut mengumpulkan dan menganalisa informasi penerbangan dan membantu pilot untuk membawa kembali pesawat tersebut ke pangkalannya. System SINS ini menggabungkan receiver GPS dan GlONASS namun bisa juga bekerja sendiri-sendiri.


Su-35 juga dilengkapi tampilan radar advance yang didisain untuk T-50 PAK FA. Hanya jet tempur F-22 Raptor AS yang dilengkapi sistem radar sejenis. Radar Su-35 mendeteksi berbagai target dari jarak ratusan kilometer, mampu menjejak 30 target dan menembakkan rudal ke 10 sasaran tersebut dengan hanya memencet  satu (kali) tombol.


Rusia tertinggal dari AS dalam pengembangan jet tempur 5G, sejak AS membangun F-22 tahun-tahun lalu. Su-35 memang generasi di bawahnya karena masih 4G++. Namun dengan penampilannya di Paris, orang akan memiliki gambaran seperti apa jet tempur T-50 PAK FA yang memasuki skala produksi penuh tahun 2015 nanti. Alasan inilah yang diduga sebagai motif Rusia menunjukkan kemampuan Su-35 di Paris Air Show.
SU 35 Paris Air Show 2013 (huanqiu.com)
SU-35 Paris Air Show 2013 (huanqiu.com)
SU-35 Paris Air Show 2013
Su-35 Le Bourget Airport, Paris Air Show asitimes.blogspot.com)
Su-35 Le Bourget Airport, Paris Air Show
Su-35 Le Bourget Airport, Paris Air Show asitimes.blogspot.com)
Su-35 Le Bourget Airport, Paris Air Show
Su-35 Le Bourget Airport, Paris Air Show (asitimes.blogspot.com)
Su-35 Le Bourget Airport, Paris Air Show

Ajang pameran dirgantara Le Bourget memberikan kesuksesan politik, ekonomi maupun militer bagi Rusia untuk menghadapi pesaingnya AS. Sama halnya dengan F-22 Raptor, T-50 PAK FA tidak akan diekspor oleh Rusia. Satu pesawat Raptor seharga 133 juta USD, sementara T-50 PAK FA jauh lebih murah dan biaya operasinyapun sangat murah (pretty penny). Harga sebuah SU-35 dibandrol 30-38 juta USD dan akan menjadi versi eksport yang menggiurkan dengan label Jet tempur 5G minus.

Sukhoi Su-35 merupakan jet tempur kategori 4G++, yang mana the real 5G fighter (PAK FA) T-50 (Prospective Airborne Complex of Frontline Aviation) sedang dibangun Rusia untuk merespon F-22 Raptor AS yang masih bergelut dengan ujicoba. T-50 terbang perdana tahun 2009 dan memasuki skala produksi penuh tahun 2015. Sebelum PAK FA muncul, Su-35 akan akan dijadikan oleh pilot Rusia sebagai media pelajaran sebelum transisi ke PAK-FA.







Sumber : JKGR

68 komentar:

  1. Pokoknya apa saja artikel yg di sajikan oleh analis hebat di Indonesia "JKGR " harus dibaca, di cermati, ditimbang-timbang oleh para pembuat kebijakan agar di beli.
    Persoalan musuhnya siapa, kapan, dimana, bagaimana, dan mengapa itu sdh di analisa dengan baik dan bersifat empirik oleh sang pembuat analisa.
    Kalau "Boleroes11" berpendapat monggo saja, mau beli silakeun, nggak beli ya gpp.
    Salut dg analisa "JKGR " yg telah turut serta secara aktief memberikan analisa hebat, bermutu dan dapat menambah pengetahuan ttg militer.
    Hatur nuhun,

    BalasHapus
  2. Kang boler tolong dong buat analisa oposisinya biar ada pembanding juga agar para "BOLERER" faham lebih dalam pandangan boler!! Tks!

    BalasHapus
  3. HARUS DIBELI.....
    apakah sudah dipikirkan,dipertimbangkan,dihitung hitung dng masak masak...?...

    kok semua2 HARUS ( dng suara yang ditekan keras dan jelas ) dibeli...

    benahin dulu pemerintahannya...kurangi korupsinya...ga usah ngomongin G to G...TOT...dsb...klo cman ujung2nya duitnya dikorupsi...mau sampai kapan negeri ini seperti ini..? jawab gak ya....YAAA....SAMPAI KAPAN KAPAN......

    BalasHapus
  4. Cukup 3 skuwadron SU 35 dijamin negara tetangga pikir2 klo mau lecehin indonesia...setelah disegani tetangga dilanjut proses pengembangan pesawat tempur IFX demi kemandirian alutsista dalam negeri...

    BalasHapus
  5. Mhn maaf sebelumnya, "Boleroes11" berangkat dg apa yg diprogram pemerintah saja yakni "MEF Program" sd tahun 2024.
    "Boleroes11" belum mampu membuat analisa maklum pendidikan yg diperoleh, kalau kita komen kan kebetulan ada bacaan dan info dari Lor, Kidul yg masih di ingat di otak "Boleroes11" jadi untuk membuat semacam tandingan analisa, mhn ampun dan maaf "Boleroes11" tidak
    Ringkasnya dg membaca artikel "JKGR" kita ini kok menjadi semacam negara dg falsafah " Offensive" bukan negara " Defensive" maka saya menulis di komen tentu sdh di analisa , siapa, kapan, bagaimana dan mengapa kita harus memiliki pesawat Su -35 oleh "JKGR" selaku penulis artikel.
    "Boleroes11" tidak suka ber polemiik dan "udreg2-an" pada masalah ini, maka ditulis ; " mau beli ya monggo, nggak juga gpp".
    "boleroes11" lebih senang komen yg realistis saja mis :" mbok ya o, sambil merealisir MEF kita juga menaikkan uang LP para Prajurit disamping melengkapi prajurit dg perlengkapan modern di bidang alkom-siskom nya mengingat luasnya wilayah Indonesia"
    Sekali lagi mohon maaf, dan salam hormat untuk semuanya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Harga su35 lebih rendah dibanding harga apache ya?

      Hapus
  6. negara lain sudah melesat kita hanya bisa bengong dan melihat tnpa ada yg bisa diperbuat untuk menyamakan harkat dan martabat sebagai negara dan bangsa yg pantas untuk di hormat.

    BalasHapus
  7. Taruhan...pasti keduluan malay...

    BalasHapus
  8. Beli 2-3 Skuadron SU35, Indonesia akan merajai ASEAN dalam kekuatan Udaraaa....

    Tapi belinya sekaligus biar efek deterennya terasa, jangan ketengan meluluuu...

    BalasHapus
  9. Saturday, June 29, 2013

    S-500 air defense system to be ready in 2016 - General Staff


    Mass delivery of new armaments and military hardware for the forces will start in 2016, Russian General Staff Chief Valery Gerasimov said.

    "A new tank, an infantry combat vehicle and an armored personnel carrier will be ready in 2015; the Prospective Airborne Complex of Frontline Aviation, the S-500 air defense system and a corvette will become available in 2016, and a new-generation destroyer will be created in 2018," he said at a meeting of the Russian Defense Ministry Board in Moscow on Thursday.

    The work on these armaments "has been steady and uninterrupted," he said.

    The rate of modern armaments and hardware in the Russian Armed Forces is supposed to reach 30 percent in 2015 and 70-100 percent in 2020, the General Staff chief said.

    "Annual deliveries of 70 to 100 jets, over 120 helicopters, eight to nine warships and submarines and up to 600 armor pieces have been planned for reaching the goal," Gerasimov said.

    Available weapons will be modernized alongside the procurement of new hardware, he said. "Troops will receive over 2,500 pieces of modernized armaments and hardware before 2020, and their main parameters will not be inferior to those of contemporary products," he said.

    More than 400 military units will be equipped with contemporary and prospective armaments, military and special-purpose hardware before 2020, Gerasimov said.

    It is also planned to raise the serviceability status of weaponry. It will reach 85 percent in the Army, 80 percent in the Air Force and 78 percent in the Navy by 2016. The Navy indicator will grow to 85 percent by 2020, the General Staff chief said.

    Contracts for the entire period of service life of mass products will be signed starting from this year, he said.

    The strategic nuclear forces, the Aerospace Defense Forces, signal, reconnaissance, radio-electric warfare and command units and high-precision weapons are the re-arming priorities, the general said.

    RBTH

    BalasHapus
  10. Kalau ngeliat barang baru trus komen ..beli...beli...hebat itu dsbnya lha program MEF sd tahun 2024, dikemanain? Emang negara kita dapat di "cap" agressor oleh negara lain mau?????
    Makanya kalau komen ya di ukur dulu, gitu jangan asal komen....ya beli, beli, hebat itu, kita jadi negara super dlsbnya. Sontoloyo....!!!!!!

    BalasHapus
  11. ngimpiiiiiii aja kerjanya....sejak kapan kita punya track record beli borongan kayak india????sampai kapanpun mentalitas jamaah katrokiyah akan terus ada dikita....ngimpi su 35 bm segala......kfx aja ditipu....cangbogo ditipu...apache ditipu....hidpu ditipu

    BalasHapus
  12. saya pikir RI mampu membeli 16 unit SU-35 klo memang harganya 38jt USD/unit yg sesuai dgn info diatas,dan total berarti 608jt USD, daripada upgrade rongsokan 24 unit F-16 blok 25 ke blok 32+ dari AS yg biayanya 430jt USD itupun waktu penggunaannya terbatas tidak seperti membeli produk baru,,, Bravo TNI.

    BalasHapus
  13. Beli Super Tucano saja murah,1 skadron fuul+pelatihan+simulator cuma 2,7 Triliun,separo dari Sukhoi.hahaha.....

    tapi ngemeng2 SU-35 lebih baru,lebih maju kok lebih murah dari SU-30...
    permainan apa lagi ini.

    BalasHapus
  14. bagusnya tucano 100% muti untung luar biasaaaa....kau liat di persilah kan di lacak , berapa harga super tacano kolombia belli ??....

    BalasHapus
  15. indonesia itu negara yang tidak bersekutu dengan blok manapun,boleh juga lah untuk beli .tapi kalau untuk offensive(karena belinya puluhan unit)ya di fikir fikir dulu aja kali ya.karena perang yang efektif dan murah tapi mematikan mungkin ada alternatif yang lain kalau kita di serang negara lain.ada perang intelijen.perang cyberg dan lain lain ya kalau pembeliannya untuk pertahana karena memang perlu sekian skuadron menurut petinggi tni ya nga apa apa jugauntuk di beli.yang penting pola berfikir kita untuk defense bukan offense hehehe

    BalasHapus
  16. MEF Tahap II
    tunggu tanggal mainnya

    Terima Kasih

    BalasHapus
  17. Emang MEF kesebelasan dari mana? Trus MEF 1 kesebelasan yg mana pula?
    Mainnya dimana dan lawan mainnya siapa, kalau ngasih pengumuman yg jelas dong.!!!!!
    Trembelane.

    BalasHapus
  18. lol baca artikel diatas, jadi kita harus beli Su-35 gara2 Su-35 hebat bermanuver? sehebat apapun Su-35, masih belum bisa ngalahin F-22 karena faktor stealthnya. mungkin Su-35 lebih bagus di manuver daripada F-22, tapi kalo F-22 udah bisa mendeteksi Su-35 dari jarak 100km lbh, buat apa kemampuan manuver? lagian yang kita butuhkan sekarang lebih pada pertahanan pasif, kayak pesawat patroli laut macam E-8 Poseidon atau AWACS kayak C-295 versi peringatan dini.... dan juga radar land-based kita masih kurang banyak, mending beli Sistem arhanud macam S-300 atau Buk M2 daripada beli pesawat tempur, wong kita negara juga nggak pengen perang kan

    BalasHapus
  19. Ketimbang beli Heli Apache mendingan beli ininihhh....., jelas2 harganya mahal ngotot aja mau beli. Apache 40jt $ per unit tetep dibeli, mendingan anggarannya buat beli pesawat yg beginian. Deterence effect nya lebih terasa daripada Apach....., kalau anggaran 6 triliun bisa beli 16 SU-35 + paket senjata & mesinnya.....
    Gimana sekarang maunya siih Kemenhan & TNI...¿¿¿
    Th 2014 ada jatah anggaran buat beli hannud jarak menengah, lalu jadinya ntar milih S-300 / S-400 atau malah beli Patriot.....???

    BalasHapus
  20. Ano 16.58, tentu ano bukan anggota PP2A atau ano anggota tapi tidak taat dg AD / ART organisasi. Secara aklamsi para anggota PP2A sdh sepaket dan mantep beli seluruh produk material alutsista beserta pabriknya untuk Indonesia. Anggaran nggak ada artinya di banding dg kejayaan Indonesia dan harga diri bangsa yg kaya raya.
    Baca dan cermati komen ano2 yg mewakili organisasimu, jgn membuat pernyataan yg tidak sama dg komen ano2.
    Soal perang nggak perang jangan di jadikan alasan, yg penting kita beli seluruh produksi material Alutsista yg keren dan harganya mahal, tauukk!!!

    BalasHapus
  21. harus beli? hemm.. perlu di cermati dgn hati2 dan teliti. jgn lupa kita bentar lagi kedatangan 24 f16. mampukah kita merawat itu semua pesawat, shg tetap layak tempur tiap detik tanpa tertinggal satu pun. sudah terselesaikankah masalah keterbatasan dana untuk perawatan at masalah lain yg selama ini jadi alasan? I penasaran apakah kita bisa membuat semua f16 tetap fight ready, 5 tahun masa bakti bisa terasa sangat lama. buktikan dulu kalo kita memang pantas memiliki peralatan mumpuni....

    BalasHapus
  22. yg perlu dipertanyakan adl para pengambil kebijakan. kalo di rasa2 mereka lebih mentingin politis dgn tetek bengek nya ketimbang faktor teknis, piye kiye..

    BalasHapus
  23. Masukkeun buat Om Boleeeyy, terjadi kesalahan terus-menerus dalam menyebuetkeun PP2A (Perkumpuleun Para Ano-Ano : versi Om Boler)

    Seharusnya kalo Perkumpulan Para Ano-Ano maka singkatannya menjadi PPA2....... kalo ngotot PP2A maka menjadi Perkumpuleun Para-Para Ano... bukan begitu, Om Boler???
    Monggo dikoreksi Om Bole...

    Maturnuwun sanget, Salam Hangat Anggota Newbie PPA2

    BalasHapus
  24. Setuju saya, ini 35 BM harus dibeli.
    Agar Indonesia makin terhormat posisinya di kancah Internasional. Punya duit kok gak beli. 1 skuadron saja juga gak apalah. Ingat kita udah sepakat membuat MEF terwujud. jangan tanggung2 jagain wilayah negara. Ingak2.

    BalasHapus
  25. Untuk pespur kita memang masih jauh dr MEF....baik itu light fighter maupun medium dan/atau heavy fighter. Makanya di MEF II ada daftar pengadaan medium/heavy fighter dg pilihan yg ada saat ini yaitu antara SU 35/Rafale/grippen terserah. Dan MEF kita target minimal skadron adalah 6-10 skadron jet tempur masih jauh dr skrg dg 2 skadron tempur F16 dan Sukhoi yang mulai tahun depan tambah 1 skadron F16 atau jd 3 skadron jet tempur. Wajar kalo kita beli SU 35.....

    BalasHapus
  26. Boler jgn di ajari orang pinter tak akan salah

    BalasHapus
  27. untuk pesawat tempur kelas heavy Su-35s pilihan tepat, tapi kalau untuk kebutuhan "medium atau light" pesawat tempur sukhoi terlalu berat untuk dijadikan pespur pilihan.
    akibatnya biaya operasional dan perawatan akan lebih besar (karena kemampuan pesawat lebih heavy, dari jangkauan, bahan bakar)..

    jadi semua disesuaikan kebutuhan, kalau butuh pesawat light ya beli yang light, kalau butuh pesawat medium ya beli yang medium, kalau butuh yang heavy ya beli yang heavy..
    kalau butuhnya medium lantas beli yang heavy maka akan terasa mahal biaya operasional dll..

    mungkin gripen atau rafale juga perlu dipertimbangkan...
    atau JF-17 juga lumayan multirole,

    BalasHapus
  28. Kapan Indonesia kaya China,,

    BalasHapus
  29. Denger boleh komentar yang ada kepentingan negative, tapi TNI harus terus memenuhi kebutuhan real pertahanan minimal sesuai luas wilayah dan ancaman real regional. Untuk Sukhoi 35S tambahan 2 -3 skd, rudal s 300, s 400, s 500, itu mesti kita punya, dari pada trilunan hilang setiap tahun dari hasil laut, hutan, dan tambang, yang smart klo mau hitung silahkan jika kekayaan alam tidak dijarah berapa kehilangan pertahun, 1000 SU 35s, 500 Pak Fa dan rudal SAM akan bisa dibeli. masalah nya mau gak negara ini jadi negara maju/superior tata ulang tataniaga pertambangan ( emas , gas, Batubara ) dan hasil hutan, keamanan hasil laut 200 mil ZEE. Kerjasama dengan korea harus dikaji ulang banyak keanehan nya ( chang bo go ), juga dengan china ( rudal C705) mereka setengah hati memberikan Tot, dan kita mesti smart jangan keluar duit buat yang tidak jelas agreement nya dan cari sources yang lebih bermutu. banyak yang punya moral bisnis yang lebih baik contoh German ( beli leopard gratis Marder + Tot ) ini partner yang fair dan tidak ngibul alias konsisten dan punya good will dalam bisnis. janagan mau dikibuli terus pertahankan pembelian G to G & Tot.

    BalasHapus
  30. Kalau tank Leo dan Marder jelas nggak ngibul malah Jerman seneng karena arsenalnya bersih dari sampah, mau didaur ulang juga mahal biayanya, ini kebtulan ada yg mau beli dh harga mahal ya pasti dilepas, paling di poles sana-sini, di cat ulang kalau rantai yg hilang ya dicarikan rantai bekas asal sdh di "blasting" pakai pasir besi pasti mengkilap lagi trus di cat dasar kalau ada las2-an yg kurang rapat ya di tutup saja pakie dempul, di cat lagi jadi deh, tank gahar kembali yg belipun senang bukan main.he....he....he.......sdh gitu dikasih gambar rancang bangun tank "Marder" yg sudah tutup produksinya, tuaaambah sueneng yg beli, ajaib Jerman baik bener ya...................

    BalasHapus
  31. Bung ano 19.31 saya setuju bgt semua d sesuaikan kebutuhan,kalo semua mulai dari latian,patroli,intersep pake Flanker Bangkrut negara kita. Kalo JF-17 saya pernah baca nie airframenya gak tahan lama usia pemakaiannya.

    BalasHapus
  32. buat antek broker, asal tau aja leo 2a4 Rev. itu masih dipake dibanyak negara, singapore, spanyol, canada, belanda, Turkey jadi bukan cuma kerjaan bengkel las, apalagi jiplakan dari T90, itu mah kerjaan tukang las pager kali?, untuk marder itu kita perlu buat benchmark tank pindad, klo ngerti dikit teknik mestinya ngerti.dan gak usah sewot kecuali sampean dr pihak agen pedagang barang2 plastik.

    BalasHapus
  33. setuju Bung Ano 18.32, susah nya ada rekan yang cuma bikin recok kasih masukan yang baik kagak mau , tapi maonya cimengin orang lain, gw curiga ini org bayrn dari .......ato mang gak ngerti, Orang di TNI tau mesti beli apa su 35s ini perlu karena jangkauan potential musuh agresor berada di lebih dari 1000Km dari pangkalan kalo perlu Pak Fa 1sgd -2 sgd. klo supertukano itu buat pemberontak ( anti gerilya ) itu logika expert nya. masa mesti dtl sih.

    BalasHapus
  34. Menurut saya sukhoi 35s hanya dipakai au rusia,sdgkan yang ditawarkan ke pembeli internasional sukhoi 35BM versi exportnya. Saya setuju apabila pemerintah dan tni (khususnya tni au) bisa menambah atau memperkuat jajaran jet tempur berat ini,karena kemampuan dan efek daya gentarnya sdh terbukti (saat pitch black aussie sdh nyata). Sekiranya kita bisa nambah paling sedikit minimal 5 skadron saja sdh lumayan dari marga sukhoi ini (seri 27/30/35 syukur2 dibeli juga su 34). Sekalian kita sdikit minta TOT cara merawat/memperbaiki/merakit,kalo bisa minta dikit aja misalnya:ilmu desain,bikin avionik,dll. Yang kelak mungkin saja bisa kita pakai buat pengembangan jet tempur kfx/ifx bagi PTDI. Mengingat korsel adalah sekutu as/nato,sdgkan kita bukan sekutu. Yang dikhawatirkan teknologi yg diberikan ke korsel,pastinya tidak semua disetujui oleh as/nato. Dg jalan ini dimungkinkan PTDI dapat kelak menggabungkan teknologi buat jet tempur sendiri yg setara dg negara lainnya yg sdh maju dan berpengalaman.
    By Cougar.

    BalasHapus
    Balasan
    1. anonim 00.24..menurut pendapat saya.1 skuadron su 35bm,mungkin boleh di katakan cukup.kalau bisa 2 skuadron tambah sempurna.kalau 3 skuadron rasanya terlalu banyak.alasannya,karena su-35 adalah pesawat tempur dari generasi 4++(bukan stealth).sedangkan beberapa tahun kedepan banyak negara di dunia sudah akan menggunakan pesawat generasi ke 5++.jadi teknologi su-35 bm akan sedikit ketinggalan.kalau indonesia terlalu banyak membeli pesawat tempur generasi ke 4.5.mungkin lebih baik menghemat sebagian anggaran untuk keperluan pembelian jet tempur generasi yg lebih canggih generasi 5.sementara sukhoi yg menjadi andalan tni au saat ini mungkin beberapa unit yg pernah di beli pada era presiden megawati akan ketinggalan teknologinya.jadi disinilah penghematan uang anggaran untuk di belikan jet tempur pengganti sukhoi batch pertama.mungkin boleh di gantikan dengan pesawat tempur generasi ke 6++

      Hapus
  35. Selain itu jet tempur sukhoi 35BM bisa juga buat gantiin jet tempur F5 tiger TNI AU yg akan dipensiunkan dlm waktu beberapa tahun lagi. Mengingat usianya sdh uzur,dan umur airframenya sdh tua banget. Selain itu juga saat air refuelling (isi bbm di udara),TNI AU ga perlu beli pesawat tangker jenis laen buat keluarga sukhoi ini,karena KC130 tangker milik TNI AU juga bisa isi bbm keluarga sukhoi. Selanjutnya spt yg diungkap menhan bahwa TNI AU sekiranya dapat membeli jet tempur JSF F35 barang 10 biji saja,saya kurang begitu yakin,mengingat harganya yang mahal dan ada sedikit masalah teknisnya,apa mungkin kita bisa membeli pesawat F35??? Kita pengen beli F15 eagle/F18 hornet nyatanya ga dikasih (F16 boleh dibeli)karena bukan sekutu as/nato. Justru dari rusia kita dapat sukhoi yg memang lawan tanding F15/F18 betulkan?! Saat negara2 tetangga sekutu as/nato sdh dapat F35,maka rival ideal bagi indonesia ya jelas sukhoi 35BM!!! Biarpun bukan generasi ke5 stelth alias 4Gplus, tp sukhoi 35 punya radar penjejak sasaran yang lebih jauh,manuver dogfight yg mumpuni.
    By Cougar.

    BalasHapus
  36. Seperti yang diberitakan atas wacana diatas,bahwa sukhoi T50 PAKFA tidak dijual bebas alias dipakai sendiri bagi keperluan AU RUSIA saja berarti senasib dg F22 RAPTOR milik USAF,jd jangan kita bermimpi bisa beli tuh jet tempur PAKFA bahkan sampai 10 tahun kedepanpun masih tanda tanya apa mau dijual bebas?! Begitu jg kalo semisal jet tempur KFX/IFX molor pembuatannya atau resiko terburuk gagal dibuat,maka saat negara2 tetangga sdh pakai F35,maka sukhoi 35 BM adalah alternatif terakhir buat efek penggetar bagi TNI AU,karena jajaran jet tempur TNI AU dari segi teknology sdh kalah spt F16,F5,dan hawk dibanding F35. Atas kritik dan saran saya mengucapkan banyak terima kasih.
    Salam hangat buat sahabat ano2,boleroes 11,yulius ery,ersato dll
    By Cougar.

    BalasHapus
  37. ya nga apa apa juga kali dapet marder yang jadul kuno jelek nga layak dsb.mana ada negara luar mau kasih teknologi terbaru.pinter pinter kita lah,teknologi aja masih ketinggalan,ini namanya kurang bersyukur,banyak protes tapi nga ada penyelesaian.tambah satu lagi alat tempur buat perbandingan dan pengembangan kan lebih bagus walaupun jadul kuno sampah dsb itu

    BalasHapus
  38. Monday, July 1, 2013

    T-50 Fighter to be Ready in 2013

    Russian military to take delivery of 70 units of the stealth fighter this year; Indian version to be ready in 2018.

    The Sukhoi PAK FA (Prospective Airborne Complex of Frontline Aviation), the T-50 fighter, a stealthy acrobat, will be seen on Russian airspace later this year.  The important phase of engine development has been completed, Sukhoi said at the recently-concluded Paris Air Show.

    According to the Russian military, which just completed stage one of flight tests, initial results suggest the Russian fighter turned out to be on a par with and even better in certain areas than its main American rival, the F-22 Raptor.

    United Aircraft Corporation Chief Executive Mikhail Pogosyan says five T-50s are participating in the testing programme, which has allowed Russian designers to speed up the process and close the gap with the Americans. The F-22 has been serving in the US Air Force for a long time and is still, for good reason, considered to be the most advanced fighter. Far less is known about its Russian rival.

    According to its designers, the T-50 is the embodiment of the latest in Russian aircraft technology. A number of innovative solutions have been implemented in the machine, including stealth technology, new construction materials and coatings, artificial intelligence, and the element base, which have brought Russia’s military aircraft building to a qualitatively new technological level.

    A whole range of the latest polymer carbon plastics have made their debut on the T-50. They weigh 50 percent less than aluminum of comparable rigidity or titanium and are 20-25 percent lighter than steel. New materials cover 70 percent of the fighter’s surface. Its weight has been reduced to just a quarter of that of a fighter made of conventional materials, allowing the designers to increase its combat load.

    The Sukhoi Design Bureau has highlighted “the PAK FA’s unprecedentedly low level of radar, optical and infrared visibility.” The T-50’s effective reflective area will amount to 0.5 square metres (its predecessor, the Sukhoi-30MKI, has 20 square metres). This means that the Sukhoi-30MKI appears on the radar screen as a 5x4 metre metal object, while the T-50’s reflection would only be a 1/40 of that, making it much more difficult to notice or aim weapons at it – especially as the machine benefits from the exceptional manoeuvrability that has been a hallmark of Sukhoi fighters.

    In addition, the T-50 meets the main requirement of modern fighters – a high degree of intellectualisation. Its radar, complete with an active electronically-scanned array (AESA), can “see” everything that is going on in the air or on the ground at a distance of hundreds of kilometres. It can track multiple airborne and surface targets simultaneously, while keeping them in the crosshairs of its weapons.

    Several dozen sensors attached to different parts of its hull not only enable it to monitor the surroundings but also to exchange real time data with ground control and within its airborne unit at the same time. The T-50’s “e-pilot” functionality is constantly analysing the situation, offering the pilot several options to act on. The pilot will receive the bulk of flight and combat data in the form of symbols and signs, making it easier to process and substantially easing the pressure on the pilot, while allowing him to focus on the tactical mission at hand.

    The T-50 can take off and land from an only 300-400-metre runway. Going forward, it will serve as a basis for a navy variant. Weapons will be stored completely in internal compartments to meet the stealth technology’s requirements. According to certain reports, those compartments would be able to carry up to eight R-77 air-to-air missiles or two up to 1,500-kg guided aerial bombs.

    BalasHapus
  39. Additionally, two long-range missiles could be suspended externally, to allow the fighter to engage targets located as far as 400 km away.

    Indian version to be ready in 2018
    The fact that India has joined in development of the fighter suggests that the programme is promising and meets the highest standards. New Delhi has allocated almost $25 billion for this purpose and expects to obtain a proprietary version of the fifth-generation fighter by 2018. It is that machine that will be exported, according to Russian specialists, while the Russian-made T-50 will remain an exclusively domestic model – like the American F-22. Russian airmen expect to take delivery of the first serially produced fighters as soon as in 2013 and plan to purchase at least 70 units. 

    [via]

    BalasHapus
  40. Ano 23.35. Betul bahwa MBT leo banyak yg pake, tapi waktu beli dlm kondisi baru, bukan sampah yg dipoles sana sini, masih mending yg dari Belanda walau bekas tapi "baru" punya.
    G usah nuduh yg mboten2 agen "broker" lah, semua alutsista dari berbagai produsen di seluruh dunia selalu memanfaatkan jasa "broker" sebagai agen penjualan, belum ada ceritanya, dari pabrikan langsung ke pembeli, karena pabrik ya pabrik, urusan menjual lain lagi ada yg menangani diantarnya "broker" atau "calo". Kalau blm paham sistim penjualan alutsista tanya ke "Boleroes11" nanti di ajarin, asal wani piro !!!
    Masih "kencur" kalau komen kethus kayak sdh profesional saja, bah!!!!!

    BalasHapus
  41. Beli donk, emang duit BBM buat apaan kalo bukan buat beli ginian...

    BalasHapus
  42. goblok nie malon.. iri terus bawaanna.. xixixi... jom kat berita malon kat sini..

    POLITIK
    Kroni dapat berbilion ringgit kerana bantu BN dalam PRU- Anwar
    Jun 29 2013

    PETALING JAYA 29 Jun: Ketua Umum KEADILAN, Datuk Seri Anwar Ibrahim berkata, tiga kroni Umno BN mendapat pinjaman mudah dan projek berbilion ringgit kerana membantu parti itu, dua hari selepas Pilihan Raya Umum (PRU) ke 13.

    Menurutnya, Tan Sri Syed Mokhtar Al Bukhary dan Tan Seri Kenneth Eswaran masing-masing mendapat pinjaman bernilai RM500 juta serta syarikat Pexco milik Tan Sri Ananda Krishnan yang dianugerah projek carigali minyak dan gas di Sarawak.

    "Syed Mokhtar dapat RM500 hingga RM 600 juta sukuk hanya kerana dia bantu Umno dalam PRU. Adakah tiada melayu lain atau peniaga berpotensi dipertimbangkan?

    "Kedua, kerajaan lulus bilion ringgit kepada syarikat Ananda krishnan untuk carigali minyak di Sarawak. Saya tidak pertikai Ananda kerana dia India, tapi sama macam Syed Mokhtar, ini semua kroni. Kenapa tidak adakan tender dan beri peluang pada rakyat terutama anak sarawak?

    "Ketiga Tan Seri Kenneth, tokoh India yang bantu Najib dapat pinjaman mudah dari Bank Pembangunan RM500 juta. Bank ini patut utamakan bantu syarikat IKS dan peniaga baru yang berpotensi," katanya pada Majlis Makan Malam untuk mengutip dana petisyen PRU di Theam Hou Temple, Kuala Lumpur semalam.

    Turut hadir, Ahli Parlimen seperti Datuk Dr Tan Kee Wong (Wangsa Maju), Tian Chua (Batu), Hee Loy San (Petaling Jaya Selatan), Mohd Rafizi Ramli (Pandan), Teresa Kok (Seputeh), R Sivarasa (Subang), Ketua Cabang KEADILAN Putrajaya, Onn Abu Bakar dan pimpinan Pakatan Rakyat pelbagai peringkat.

    Katanya, Pakatan Rakyat menolak tawaran perdamaian nasional yang diutarakan perdana menteri, Datuk Seri Najib Razak selagi isu penipuan pilihan raya tidak diselesaikan.

    "Najib kata rekonsiliasi, tapi terima penipuan PRU, terima rasuah dan rasis. Saya kata kami tolak penipuan PRU, tolak rasuah dan rasis," katanya disambut tepukan gemuruh kira-kira 500 hadirin pelbagai kaum.

    Sehubungan itu, beliau turut menasihatkan gerak kerja mendedahkan penipuan PRU diteruskan melalui apa jua medium.
    Sejumlah RM18, 447 berjaya dikutip pada malam itu dan program sama akan turut diadakan di Pulau Pinang dan Johor Bahru selepas ini.-kd urus tuh negara malon xiixi

    BalasHapus
  43. semua salah.... kita tidak usah beli Su-35, AD kita sudah kuat tidak perlu AU..... percuma berkoar2 peralatan AD tetap no 1

    BalasHapus
  44. Kalo menurut ane beli SU-35 memang perlu. Tetapi bukan untuk yang berlebihan. Negara Indonesia sangat luas 10 skuadron SU-35 aja belum cukup. Menurut info SU-35 memiliki kemampuan lebih hebat dari F-35. Dan menurut info Australia mau beli sekitar 8 - 12 pesawat dan Singapura sekitar 20 an pesawat F-35. Nah kita beli aja 2 skuadron SU-35 dengan penempatan 1 di timur untuk mengimbangi Australia dan 1 di barat untuk mengimbangi Singapura. Jadi uang negara kaga jebol tapi harga diri bangsa bisa dijaga. Selebihnya baru deh Indonesia beli minimal 100 S-300 untuk pertahanan jarak jauhnya. Ditopang dengan jarak menengahnya minimal 500 unit. dan ratusan unit CIWS atau mistral untuk jarak dekatnya di setiap pangkalan udara. Dengan cara seperti itu terkesan Indonesia memiliki niat untuk mengagresi tetangga tetapi tidak mau di lecehkan. Anggaran pun kecil.
    Toh kalo kita mau agresi ke singapura bikin aja ribuan Rhan-320 versi militer berjarak maksimal 160 km. Hujani Singapura dari wilayah kepri. Dijamin itu negara rata dengan tanah. Gitu aja kok repot

    BalasHapus
  45. Setuju beli 2_3 skuwadron SU 35..karena jelas sekali f5,hawk100/200,f16 tdk akan mampu menandingi kehebatan F 35 milik singa dan ausi,walau di up grade,retrofit oleh para pakar sekaliber boleroes 11pun tetap ngondoy.... ...iki dadaku endi dadamu ha ha ha ha...!!! !!!

    BalasHapus
  46. Bole 11 edan... Pancet ae ngawe kopi pait... Hahahaha :D
    utk saat ini kita cuma beli 2 sk su 35 gk lebih karena lbh memperbanyak su 27 skm alias su 27++ mndkti su 35s, dan kita da pya dalam angka gold, klo ada yg liat penomoran dgn sampingnya ada emasnya itu 'ayamku'.
    S300 da pst, pak fa blm pgn, tp pswt bongsor (onde") jelas 4-8 unit, utk heavy gk lepas dr 4-5 sk
    tp utk medium disediakan 10 sk, dan itu ifx yg mirip product nato yg gk kedetect s300...
    Jgn kwatir petinggi kita jg gk sebodoh macam bole 11 kok, gk tau ni brp dollar bole 11 di bayar per bln utk propaganda penyesatan... Apa msh standart mahasiswa? 6rb-8rb usd? Hahaha... :D
    utk jerman jls dong di untungkan apa lg yg banyak sowan...
    Wat bole 11... Kebangkitan pemuda skrg akan cinta tanah air da hukum alam... Percuma di ksh kopi pait da pada pinter n bisa analisis kok mrk mana yg bnar n tdk... :) salam wat atasanmu ya bole 11 ... Suruh lbh siaga di papua klo gk kita terkam lho dgn SF kita...

    BalasHapus
  47. boloroes11 tau dari mana leo yang lain beli baru? kanada, turki, singapore semuanya itu leopard 2A4 bekas dari jerman, tapi semua di upgrade sesuai kebutuhan. emang dalam kasus turki semua diupgrade sampe mesin-mesinnya diganti, tapi kan beli bekas juga. tapi saya setuju, kalo di indonesia memang ngga ada namanya beli langsung pabrik, pasti paling nggak ada yg lewat tangan kedua atau ketiga..... oh ya ada yg bilang diatas kita ngga usah mikirin kondisi negara perang atau nggak, itu salah besar. kita secara jangka pendek memang sekarang lagi nggak butuh pesawat tempur, lebih butuh pesawat angkut atau pesawat patroli canggih buat kebutuhan sipil juga. emang pesawat tempur mesti dibeli, tapi bukan prioritas sekarang. coba liat, kita radar aja belum bisa mengcover seluruh langit indo, gmana bisa mau nyuruh pesawat kita cegat pesawat asing kalo kita aja nggak bisa mendeteksi? yah harusnya para analisis TNI AU udah bisa mikir kayak gini, mudah2an tepat sasaran lah dana buat MEF tahap 2

    BalasHapus
  48. kita kebolan di laut udara !! leopatra ,apache bukanlah senjata ampuh buat indonesia kalau kita mau jujur ,bicara efek getar dan main gebuk negeri sebelah , su 35 s and kilo class jalan keluarnya tiarap sebelah !! anehhya situkang belli apache goyoo..banget loby senayan loby media mirip tukang jamu gendong " apache ,leopatra bakal jadi bulan 2nan, s hornet grower
    tampa.dukungan sukhoi 35.s ! " leopart pasnya ampuh buat gepung mahasiswa yaa..iyaa .

    BalasHapus
  49. daripada proyek KFX/IFX gak jelas ujungnya n uang 15T menguap sia-sia mending beli SU-35BM yg lebih pasti bisa dapat 2 skadron.kalo beli langsung 2 skadron pasti kok bisa dikit ngincip OTE-OTE,malon saja beli cuma 18 biji pihak Rafale siap memproduksi di negeri si malon. Tapi heran sama pemerintah kalo beli alutsista dari Om rusky agak ogah-ogah'an,coba kalo beli dari Nato langsung deh cepet.

    BalasHapus
  50. Ya sdh kita beli Shukoi -35 dan 35BM, sesuai komen "Boleroes11" diatas, sebaiknya kita beli yg banyak +. Rudal S-300 juga yg banyak sesuai yg di inginkan ano2 anggota PPA2 dg saran dari "Boleros11" sekalian pabriknya di beli, sehingga kita nggak usah pake ToT.
    Bukannya takabur, kita kan uangnya banyak, SDA melimpah ruah, ya to?
    Russie pasti senang kalo yg beli Indonesia, apalgi yg datang sebagi delegasi adalah para anggota PPA2 yg paling ngerti soal senjata yg di butuhkan Indonesia dalam rangka menegakan kehormatan dan harga diri.
    Wis, cocok, dan top markotop, deh pokoknya.!!!!!!
    Salam dari " Boleroes11 "

    BalasHapus
  51. sangat tepat sekali klo indonesia membeli SU35s minimal 2 skuadron.klo benar harganya 35jt USD cepat beli jangan ragu2.taruh di kupang 1 skd,di pontianak 1skd,insyaAllah singa dan aussie tidak akan meremehkan kita lagi,ingat...jet tempur negara tetangga pernah dengan pongahnya memasuki wilayah kedaulatan negara kita tanpa ada yang berani mengusir mereka.klo ingat itu aku malu dan kecewa sekali dengan negara ini.bangsa kami bangsa yg berdaulat dan bermartabat,bangsa kami bukan negara pecundang,dan aku yakin masih banyak pemimpin di negri ini yang urat malunya belum putus,untuk kejayaan negara ini belilah SU35s 2-3 Skd.dan untuk TNI AD belikan S300/S400 dan heli serang apache,dan TNI AL belikan lagi kapal selam jenis kilo 2-3 unit dan 50 unit tank BMP 3F.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul mas bro pesawat tempur ausi dg pongahnya masuk wilayah RI...kita kejar pakai pesawat kelas ecek2 hawk 100/200 kalah kelas jauh memalukan,karena sesudahnya ada sekitar 8 unit F 18 hornet ausi datang kembali mengacak acak kedaulatan udara NKRI,sukhoi series solusinya

      Hapus
  52. setuju...su 35s strooog...
    Jgn dengerin bole..11 yg lebih memilih memperbanyak pesawat baling2...

    BalasHapus
  53. Sejarah adalah "gurunya" pengalaman. Mengenai keterpurukan alutsista RI stlah di embargo pihak barat dan paska reformasi masih ter-ngiang2 di pikiran anak bangsa ini. Kasus Bawean dan Ambalat adlah salah satu contohnya. Kita tdk mengharapkan perang menjadi solusi, tp kita tdk sudi utk di-injak2 di tanah yg berdaulat ini ....NKRI harga mati.

    BalasHapus
  54. Dulur2, kita petisi saja kemenhan dan pemerintah...
    BATALKAN KFX!!! ALIHKAN DANANYA UNTUK BELI SU 35 + PERSENJATANNYA--TERUTAMA YG BVR!!!

    kapal selam di kadali! KFX di kadali!! koq mau2nya sih di kadali terus!!!
    maaf pakai ano, soalnya nggak bisa buat akun!!!

    BalasHapus
  55. pemerintah RI harus bersahabat dekat dg Rusia. seperti era Pres.Soekarno.lebih baik kita beli pesawat tempur dr Rusia yg super canggih dr pd menerima hibah F-16 dr Amerika,yg sebentar lagi bakal jd besi tua. toh A.S.U jg punya maksud lain klo Indonesia mau menerima hibah F-16 rongsokan.

    BalasHapus
  56. pemerintah RI harus bersahabat dekat dg Rusia. seperti era Pres.Soekarno.lebih baik kita beli pesawat tempur dr Rusia yg super canggih dr pd menerima hibah F-16 dr Amerika,yg sebentar lagi bakal jd besi tua. toh A.S.U jg punya maksud lain klo Indonesia mau menerima hibah F-16 rongsokan.

    BalasHapus
  57. Dpr memang bajingan, keebanyakan korupsi.......
    coba jaman pak soekarno gk ada berani korupsi karna kepingin membangun negara yg nyaman dan aman

    BalasHapus
  58. hahaha bung bolobolo11 ini jngan2 panglima perang ni,,semuanya tau isi perut TNI...apa jngan2 yg sering ikut menanda tangani kontrak,,ckckckc :-?

    BalasHapus
  59. Dr info A1 yg sy terima, saat ini TNI AU sdg mengadakan kajian pengganti F-5 yg hampir habis masa pakainya, pilihannya al; F35,SU-35s,F15,Typhoon,Grippen. Namun dr bbrp pilihan tsb tampaknya AU lbh condong ke SU-35s. Bahkan utk memperbandingkan kemampuan bbrp pswt tsb AU sdh mengirimkan bbrp pilot tempur seniornya ke air show perancis. Hsl kajian ini akan dikirim ke Kemhan, tinggal Kemhan sanggup tdk memenuhi permintaan AU. Smtra utk angkut berat pengganti C130B malang,kandidat penggantinya adlh A400,C17,C130J,AN40 d C390 embraer. Khusus C17 khabarnya USA menawarkan bekas pakai AU mereka d utk A400 jika kita pesan skrg maka pswt bru akan diterima 2023...so pilihannya akan cenderung ke AN40 yg memiliki kemampuan angkut diatas C130J.

    BalasHapus
  60. jangan cuma mikir belinya...cara dapet duitnya dipikirin juga, hehe

    BalasHapus
  61. Disitu saya terkadang merasa sedih

    BalasHapus
  62. http://www.3teria.com/view/202/tank-tercanggih-milik-tni-ad

    http://www.3teria.com/view/214/pesawat-latih-terbaru-indonesia-jenis-bonanza-g36

    http://www.3teria.com/view/219/main-battle-tank-tercanggih-di-dunia

    BalasHapus
  63. KABAR BAIK!!!

    Nama saya Aris Mia, saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman sangat berhati-hati, karena ada penipuan di mana-mana, mereka akan mengirim dokumen perjanjian palsu untuk Anda dan mereka akan mengatakan tidak ada pembayaran dimuka, tetapi mereka adalah orang-orang iseng, karena mereka kemudian akan meminta untuk pembayaran biaya lisensi dan biaya transfer, sehingga hati-hati dari mereka penipuan Perusahaan Pinjaman.

    Beberapa bulan yang lalu saya tegang finansial dan putus asa, saya telah tertipu oleh beberapa pemberi pinjaman online. Saya hampir kehilangan harapan sampai Tuhan digunakan teman saya yang merujuk saya ke pemberi pinjaman sangat handal disebut Ibu Cynthia, yang meminjamkan pinjaman tanpa jaminan dari Rp800,000,000 (800 juta) dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa tekanan atau stres dan tingkat bunga hanya 2%.

    Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah yang saya diterapkan, telah dikirim langsung ke rekening bank saya tanpa penundaan.

    Karena saya berjanji bahwa saya akan membagikan kabar baik, sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi, jika Anda membutuhkan pinjaman apapun, silahkan menghubungi dia melalui email nyata: cynthiajohnsonloancompany@gmail.com dan oleh kasih karunia Allah ia tidak akan pernah mengecewakan Anda dalam mendapatkan pinjaman jika Anda menuruti perintahnya.

    Anda juga dapat menghubungi saya di email saya: ladymia383@gmail.com dan Sety yang memperkenalkan dan bercerita tentang Ibu Cynthia, dia juga mendapat pinjaman baru dari Ibu Cynthia, Anda juga dapat menghubungi dia melalui email-nya: arissetymin@gmail.com sekarang, semua akan saya lakukan adalah mencoba untuk memenuhi pembayaran pinjaman saya bahwa saya kirim langsung ke rekening mereka bulanan.

    Sebuah kata yang cukup untuk bijaksana.

    BalasHapus